Kolaborasi Lintas Sektor, UPT Pelatihan Kementan Latih Petugas Puskeswan Provinsi Papua

BATU – Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Batu menggelar Pelatihan Pelayanan Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) secara blended learning yang diikuti oleh 49 petugas kesehatan hewan, terdiri dari 35 peserta dari Kabupaten Keerom dan 14 peserta dari Kabupaten Merauke. Kegiatan pelatihan sebanyak 2 angkatan ini berlangsung selama 5 hari yang di mulai pada 28 Agustus 2025 hingga 4 September 2025.

Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi BBPP Batu dengan Balai Veteriner Jayapura, Dinas Pertanian Kabupaten Keerom serta Dinas Ketahanan Pangan, Peternakan, dan Kesehatan Hewan Kabupaten Merauke.

Tujuannya adalah meningkatkan kompetensi teknis bagi tenaga kesehatan hewan di Puskeswan dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan hewan serta memperkuat kapasitas petugas Puskeswan sebagai garda terdepan dalam pelayanan kesehatan hewan dan perlindungan masyarakat veteriner

Kepala Balai Veteriner Jayapura, Tri Juwianto, menegaskan subsektor peternakan berperan penting bukan hanya dalam penyediaan produk hewan yang aman, sehat, utuh, dan halal, tetapi juga dalam mendukung ketahanan pangan nasional.

“Puskeswan adalah ujung tombak pelayanan kesehatan hewan. Keberadaannya strategis, tidak hanya untuk kesehatan hewan, tetapi juga melindungi masyarakat dari ancaman penyakit zoonosis. Papua masih bebas dari penyakit mulut dan kuku, lumpy skin disease, dan rabies. Status ini harus kita pertahankan melalui penguatan sistem kesehatan hewan, deteksi dini, biosekuriti, dan kerja sama lintas sektoral,” ujarnya.

Pernyataan tersebut sejalan dengan arahan Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman yang menekankan pentingnya peran petugas kesehatan hewan dalam menjaga produktivitas ternak nasional.

“Petugas Puskeswan adalah garda terdepan kita. Melalui peningkatan kompetensi, mereka dapat memberikan pelayanan terbaik, sehingga ternak sehat, populasi meningkat, dan pada akhirnya kesejahteraan petani dan peternak pun turut meningkat,” tegas Amran.

Senada dengan hal itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, menambahkan bahwa pelatihan menjadi strategi utama dalam mencetak SDM pertanian yang unggul dan profesional.

“Kami ingin memastikan setiap petugas di lapangan memiliki kapasitas mumpuni untuk menghadapi tantangan sektor peternakan, termasuk penanganan penyakit hewan yang dapat mengancam populasi dan produksi,” ujarnya.

Kepala BBPP Batu, Roby Darmawan, menegaskan bahwa pelatihan ini menjadi ruang belajar sekaligus ruang kolaborasi bagi para petugas. Menurutnya, perbedaan kondisi lingkungan, budaya, dan masyarakat di setiap daerah menuntut pemahaman yang beragam dalam penanganan kesehatan hewan.

“Kesempatan ini berharga, bukan hanya untuk menyerap ilmu, tetapi juga berbagi pengalaman dan memahami kasus kesehatan hewan di tiap wilayah. Implementasi ilmu di lapangan sangat penting untuk menjamin produk hewan yang sehat, halal, dan berkualitas,” kata Roby.

Pelatihan ini disusun dengan kurikulum komprehensif yang mencakup materi dasar tentang kebijakan pembangunan peternakan, materi inti seperti manajemen Puskeswan, biosekuriti, deteksi dini, respons cepat, hingga tindakan medik. Selain teori, peserta juga mengikuti praktik, seminar lapang, evaluasi, dan penyusunan rencana tindak lanjut.

Dengan pelatihan ini diharapkan mampu memperkuat peran Puskeswan sebagai garda terdepan kesehatan hewan, sekaligus mendukung program swasembada pangan nasional.