Divisi

now browsing by category

 

TEKNIK DASAR FASILITASI BAGI PENGELOLA P4S

Oleh : Pararto Wicaksono

Seringkali terjadi, di dalam sebuah forum formal, Kepala Desa atau seorang aparat pemerintah dari kabupaten menjadi pembicara di depan sementara seluruh warga hanya mendengarkan. Sementara, saat bapak-bapak berkumpul dalam arisan pertanian (arisan gotong royong), suasana perbincangan sangat hangat dan hampir semua orang terlibat dalam pembicaraan. Begitu juga dalam perkumpulan Posyandu, para ibu yang membawa balita untuk ditimbang dan diperiksa petugas Puskesmas, terlibat dalam bincang-bincang mengenai berbagai penyakit akibat dimulainya musim hujan. Tetapi, ketika petugas Puskesmas menyampaikan ‘penyuluhan kesehatan’ yang terkait dengan keadaan penyakit yang menimpa anak-anak dan balita, semua ibu itu kembali hanya menjadi pendengar saja. Meskipun juga ada beberapa yang berani menanyakan sesuatu kepada petugas tersebut.

Membangun komunikasi dialogis dan diskusi dalam proses pembelajaran, berbeda dengan mengobrol dan berbincang tanpa arah. Di dalam prakteknya, seorang Fasilitator perlu keterampilan untuk mengoperasionalkan apa yang telah digambarkan dalam skema daur belajar orang dewasa ini. Partisipasi tanpa keterampilan akan menjadi jargon belaka karena tidak dapat dijalankan di dalam kenyataan. Keahlian memfasilitasi seringkali disebut juga sebagai ‘seni memfasilitasi’ karena sebenarnya tidak persis sama seperti jenis keterampilan lainnya. Ada perpaduan antara penguasaan teknik dengan unsur-unsur kreativitas, improvisasi, hubungan antar manusia (human relationship), dan juga keunikan atau karakteristik setiap fasilitator

Apabila Fasilitator menggunakan idiom komunikasi, maka daur atau proses di atas dapat digambarkan menjadi sebuah proses komunikasi partisipatif (komunikasi multi-arah). Pada intinya, baik daur pembelajaran partisipatif maupun proses komunikasi multiarah, membangun sebuah dialog di antara anggota masyarakat atau peserta belajar dalam sebuah hubungan kesetaraan. Tidak ada salah satu pihak yang dianggap menjadi sumber kebenaran atau memiliki otoritas terhadap menentukan baik dan benarnya suatu pemikiran yang digali dari realita kehidupan. Karena itu, beberapa konsep penting yang perlu dikenal Fasilitator dalam menggunakan komunikasi sebagai pendekatan adalah: Persepsi (Citra Diri dan Citra Pihak Lain); Sikap-nilai; Sikap-perilaku; dan Pendapat (Opini). Beberapa istilah ini digunakan bagi seorang fasilitator komunikasi untuk memahami cara membangun komunikasi yang efektif dan positif.

Dalam bekerja sebagai fasilitator, pembelajaran dilakukan dalam berbagai bentuk kegiatan: pertemuan atau musyawarah desa, pengkajian bersama masyarakat, rapat internal tim telecenter, rapat persiapan kegiatan, monitoring kegiatan, evaluasi program, dan sebagainya. Kegiatan memfasilitasi yang merupakan tugas paling rutin Fasilitator adalah pendampingan atau pembelajaran bersama kelompok. Apa pun kegiatannya, proses fasilitasi yang dikembangkan FI selalu berorientasi pada proses pembelajaran yang bertumpu pada peserta. Kata fasilitator berasal dari bahasa latin “fasilis” yang artinya: mempermudah. Seperti yang disampaikan pada “Pendahuluan, seorang FAsilitator bukanlah penyuluh atau juru penerang (jupen) yang merupakan petugas penyampai informasi dari lembaga formal (pemerintah). Fasilitator adalah orang yang bertugas mengelola proses dialog. Fasilitator ada untuk mendukung kegiatan belajar agar peserta bisa mencapai tujuan belajarnya. Fasilitator mendorong peserta untuk percaya diri dalam menyampaikan pengalaman dan pikirannya, mengajak peserta dominan untuk mendengarkan. Fasilitator memperkenalkan teknik-teknik komunikasi untuk mendorong partisipasi. Fasilitator menggunakan media yang cocok dengan kebutuhan peserta dan membantu proses belajar/komunikasi menjadi lebih efektif. Peran fasilitator ini harus dikurangi secara bertahap dan diserahkan kepada peserta. Hanya dengan mengurangi ‘dominasi’ fasilitator, proses pembelajaran bisa diambil alih oleh peserta sehingga pembelajaran bisa berjalan sebagai inisiatif sendiri.

 

Sumber : Disarikan dari buku : Teknik Dasar Fasilitasi Partisipatif

Bersambung……

© 2023: Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu | GREEN EYE Theme by: D5 Creation | Powered by: WordPress