
Salah satu negara maju yang cukup menarik adalah Jepang. Barangkali bicara kultur sama dengan Bali kalau di Indonesia, dimana mempunyai kultur yang sudah mendunia dan menarik minat banyak orang untuk mengunjungi. Tidak sedikit orang yang ingin bekerja maupun magang ke Jepang, paling tidak dapat merasakan kehidupan di negeri Matahari.
- Mentan Amran Semangati Penyuluh Pertanian dan Petani Jawa Timur Pacu Produksi Padi dan Jagung
- Mentan Amran Semangati Penyuluh Pertanian dan Petani Jawa Timur Pacu Produksi Padi dan Jagung
- Mentan RI Ajak Penyuluh di Kalsel Bekerja Keras Wujudkan Kembali Swasembada
- BBPP Kementan RI Turut Sukseskan Gelaran Agri-Investment Forum and Expo
- BBPP Kementan Turut Sukseskan Gelaran Agri-Investment Forum and Expo
Masalah serius yang dialami Jepang belakangan ini adalah kurangnya tenaga kerja. Oleh karena itu pemerintah Jepang cukup terbuka terhadap warga asing yang ingin hidup dan bekerja di Jepang.

Indonesia menjalin kerjasama dengan Jepang untuk menyelenggarakan program magang.
Kerjasama tersebut tentu saja saling menguntungkan kedua belah pihak. Petani milenial yang dikirim magang akan belajar banyak di Jepang dan dapat berkontribusi untuk memajukan sektor pertanian di Indonesia. Pihak Jepang juga diuntungkan dengan ketersediaan tenaga kerja.
Program magang ke Jepang adalah untuk pembelajaran. Peserta magang ibarat siswa dan berstatus pelatihan. Mereka tidak sepenuhnya bekerja, tapi belajar sambil bekerja.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, mewujudkan pertanian maju, mandiri dan modern salah satunya bisa tercapai melaui proses learning anlearning.
“Kalau ingin membuat maju mandiri dan modern ada proses belajar, learning anlearning. Learning itu melalui sekolah yang ada. Sedangkan anlearning itu melalui keteladang yang ada, kalau perlu nyontek dari luar negeri nggak apa-apa,” ujar SYL.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Prof. Dedi Nursyamsi, menyampaikan dalam 5 (lima) tahun kedepan akan membangun pertanian milenial, sebanyak 2,5 juta melalui pendidikan dan pelatihan vokasi. Diantaranya 1.000 orang petani milenial akan dicanangkan melalui magang di Jepang. Harapannya setelah magang 6 sampai 12 bulan di Jepang, kemudian para petani milenial pulang, mereka jadi penguasa petani milenial.
Dalam amanat yang disampaikan pada saat kunjungan pada peserta magang Jepang di BBPP Batu, Sekretaris Badan BPPSDMP Dr. Ir. Siti Munifah, M.Si, meminta peserta Magang Jepang untuk mengubah mind set. Magang di Jepang tidak semata-mata untuk mencari pengalaman tapi menyerap hal positif dari praktik pertanian di Jepang untuk kemudian diterapkan di tanah air. Tujuan ke Jepang jangan cuma mikir finansial yang menggiurkan, tapi harus ambil etos kerja serta kemampuan mengolah pertaniannya.
Kalian adalah usia produktif, dimana kalau saat ini tidak dibangun nantinya penyesalan itu tidak ada di depan tapi penyesalan itu ada di belakang hari selamat memgikuti pelatihan semoga kalian semua sukses mudah-mudahan apa yang dicitakan tercapai. Tidak ada proses yang mengingkari hasil. Kalau ingin sukses, ikuti prosesnya dengan baik, ikuti iramanya tetapi dengan kompetisinya yang positif, Demikian pungkas Sesba.