Kekompakan Petani Lakukan Gerdal Tikus - BBPP BATU

Kekompakan Petani Lakukan Gerdal Tikus

BBPP Batu melakukan kunjungan kerja di BPP Model Kostratani Sugio dalam agenda kegiatan gerakan pengendalian tikus secara masal di poktan Rukun Makmur Medali untuk mencegah meluasnya serangan hama tikus, Jumat (23/10/2020). 

Sumadi, SP selaku Koordinator BPP sangat bersemangat untuk segera melakukan Gerakan pengendalian hama tikus ini tentunya berkat motivasi dari Prof. Dr. Dedi Nursyamsi, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian yang selalu disampaikan dalam setiap kesempatan, bahwa “Pertanian tidak boleh berhenti”. Sekalipun saat ini sedang pandemic Covid-19, kita sebagai masyarakat pertanian harus tetap melakukan kegiatan pertanian, termasuk Gerakan Pengendalian OPT.

Gerakan pengendalian OPT  hama tikus ini dihadiri oleh Team BBPP Batu, seluruh PPL BPP Kostratani Sugio,  Kepala Desa beserta jajarannya, dan seluruh petani yang ada di desa Daliwangun.

Dalam sambutannya bapak Kepala Desa menyampaikan, saat ini sedang dilakukan gerakan pengendalian secara masal di desa Daliwangun seluas lahan 163 Ha. Petani secara swadaya membawa beras untuk umpan dan selanjutnya dilakukan pencampuran dengan rodentisida oleh kelompok tani.

“Terimakasih disampaikan kepada Sugino, S.Pt M.Si  selaku perwakilan dari BBPP Batu yang telah memberikan bantuan berupa alpostar untuk mengendalikan hama tikus,” imbuhnya.

Sugino berharap bantuan yang diberikan bisa mengurangi populasi hama tikus. Ia juga berharap agar hujan segera turun dan petani bisa segera menanam padi dan bisa swasembada pangan.

Catur Kasie Pelatihan Aparatur mempraktekkan bagaimana cara penggunaan Alpostran. Arahkan Alpostran yang berisi Tiram ke arah lubang tikus, kemudian ujung tiran dibakar dan dimasukkan ke lubang tikus, tunggu kurang lebih satu menit dan lihat hasilnya.

Secara teknis Sumadi menjelaskan, umpan yang telah tercampur rodentisida diletakkan di lubang tikus yang ada dipematang sawah.

Itu racun, ketika tikus makan racun itu tikus akan tetap mati. Petani tidak perlu khawatir karena racun ini bekerja secara sistemik, imbuhnya.

Dyah salah satu PPL BPP Kostratani menambahkan, tikus adalah salah satu hama padi yang paling berbahaya dan merugikan. “Oleh sebab itu harus dikendalikan secara bersama sama. Salah satunya adalah dengan gerakan secara masal seperti saat ini,” terangnya.

Sementara itu Benny berharap setelah adanya gerakan pengendalian ini masyarakat bisa mengerti tentang siklus hidup hama tikus sehingga bisa dikendalikan sebelum tanaman yang bisa menyebabkan gagal panen.

Di samping itu, para petani diharapkan dapat mengaplikasikan rodentisida dengan benar sehingga bisa menekan populasi hama tikus dan menghasilkan produktivitas yang optimum, dan dapat memberikan dukungan terhadap kecukupan pangan bagi 267 juta jiwa masyarakat Indonesia, seperti yang dikatakan oleh Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo, dalam berbagai kesempatan.

Leave a Reply