BPP Kostratani Ngantang Terus Dampingi KWT - BBPP BATU

BPP Kostratani Ngantang Terus Dampingi KWT

BPP Kostratani Ngantang, Kabupaten Malang, gencarkan diversifikasi pangan lokal dengan mengajak Kelompok Wanita Tani (KWT) mengolah kentang menjadi keripik. 

Kandungan gizi kentang memang tidak perlu diragukan lagi. Selain nyaris tidak mengandung lemak, kalori pada kentang tergolong rendah. Satu buah kentang rebus ukuran sedang (100 gram) mengandung hanya sekitar 90 kalori. Selain itu, kentang yang dibuat menjadi kripik dapat dijadikan cemilan yang dapat mengenyangkan. 

Disadari bahwa tidak semua hasil panen kentang dapat dikatagorikan kedalam Grade A dengan harga jual Rp. 7.300/kg. Kualitas yang tidak memenuhi standar tersebut harus tetap memberi nilai tambah. Oleh karena itu Kelompok Wanita Tani (KWT) Sekar Makmur yang diketuai oleh Biyantini, mengolahnya menjadi kripik kentang. Kripik kentang dibandrol dengan harga Rp 80.000/Kg.

Dalam perkembangnya, kentang menjadi makanan yang begitu disukai oleh banyak orang. Tak jarang juga orang menjadikan kentang sebagai pengganti nasi. Beruntungnya, kentang mengandung banyak nutrisi pada kentang yang baik bagi tubuh seperti vitamin B6, B1, B3, dan B5, vitamin C, kalium, fosfor, mangan, magnesium, dan zat besi.

Menurut penyuluh Rina Chaizar, S.ST. dari BPP Ngantang Kabupaten Malang, Kentang terus dikembangkan oleh oleh ibu-ibu Kelompok Wanita Tani Sekar Makmur tidak hanya menjadi perkedel atau makanan lainnya tetapi sekarang mulai dibuat keripik tidak kurang dari 25 kg bahan mentah kentang dibuat  untuk menjadi kripik. 

Untuk  mengembangkan produksi, Rina mendorong ibu-ibu KWT untuk rajin mengikuti pameran atau kegiatan yang berhubungan dengan promosi pangan lokal, sampai ketingkat kabupaten,  Promosipun dilakukan dengan memanfaatkan media sosial seperti facebook, instagram,dan whatsapp.

Pihak instansi seperti Dinas pertanian maupun dinas ketahanan pangan kabupaten pun kerap ikut mempromosikan olahan pangan lokal.

Pada berbagai kesempatan, Menteri Pertanian Dr. Syahrul Yasin Limpo mengatakan, Kostratani harus bisa berperan maksimal untuk menggali potensi pertanian.

“Dalam Kostratani ada penyuluh yang menjadi tokoh penggerak utama pembangunan pertanian. Peran penyuluh Kostratani sangat penting. Untuk itu mereka harus terus berada di lapangan untuk mendampingi petani dan memastikan pertanian dan produksi terus berlangsung,” ujar Syahrul.

“Penyuluh harus berperan dalam mentranformasikan inovasi-inovasi baru dalam bidang pertanian baik itu di bidang teknis, sosial maupun ekonomi kepada petani ataupun sesama profesi dalam mewujudkan pertanian yang tangguh dan unggul,” katanya.

Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Prof. Dedi Nursyamsi menekankan, dengan Kostratani penyuluh harus bisa menjadi sumber informasi bagi petani tentang pembangunan pertanian di Indonesia baik itu makro maupun mikro.

Penyuluh juga dituntut menjadi penasehat yang dapat mengarahkan para petani maupun keluarganya sehingga tercapai perubahan perilaku, sikap dan keterampilan petani menuju pada perwujudan kesejahteraan.

Leave a Reply