Mengantar Kemandirian Petani Peternak Melalui BPP Koatratani – BBPP BATU

Mengantar Kemandirian Petani Peternak Melalui BPP Koatratani

Limbah peternakan dan hasil ikutan pemotongan ternak sangat bernilai ekonomi tinggi jika dikelola secara terpadu oleh Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul dan kreatif dan selalu melakukan aktif mengembangkan kemampuan.

SDM berperan penting sebagai agent of change dan merupakan kunci keberhasilan pengelolaan peternakan terintegrasi, khususnya dalam hal pemanfaatan limbah peternakan. Limbah peternakan yang dimanfaatkan dengan benar akan mendatangkan nilai ekonomi sehingga berkontribusi bagi perekonomian perdesaan. Selain itu juga dapat menurunkan efek gas rumah kaca karena emisi gas metana yang berasal dari limbah peternakan dan pemotongagn ternak.

Dalam menghadapi permasalahan pengolahan limbah peternakan dan pertanian di lingkup kerja BPP kecamatan Kepanjen kabupaten Malang, BPP binaan BBPP Batu dan cikal bakal sebagai BPP percontohan. Tanggal  20 Juli 2020, sejumlah aparat penyuluhan yang didampingi oleh perangkat desa dan kelompok tani melakukan saresehan di divisi pengolahan limbah ternak BBPP Batu.

Disamping untuk mempelajari teknologi pengolahan limbah ternak  sekaligus mencari penyelesaian masalah dalam pengelolaan limbah peternakan yang timbul di BPP Kepanjen Kabupaten Malang.

Rombongan dari BPP Kepanjen diterima oleh Kepala Bagian Umum BBPP Batu Sugino, SP, MSi. Dalam sambutannya, Sugino menyampaikan bahwa kehadiran dari BPP Kepanjen kabupaten Malang sangatlah penting untuk meningkatkan kapabilitas aparat penyuluh pertanian beserta kelompok tani untuk memajukan sektor pertanian peternakan. Seiring berjalannya waktu permasalahan di dunia pertanian turut berkembang sehingga membutuhkan penanganan serta kebijakan yang tepat untuk menyelesaikannya. 

Sesuai dengan strategi Kementerian Pertanian yang dikomandoi oleh Syahrul Yasin Limpo (SYL) yang meminta kepada seluruh elemen instansi pemerintah khususnya dilingkup kementerian pertanian untuk terus meningkatkan kompetensi baik pengetahuan, sikap dan ketrampilan.

Selaras dengan Menteri, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi ikut memberikan semangatnya untuk petani dan penyuluh agar terus mengupgrade kopetensinya walau di tengah tengah wabah pademi Covid 19. “Kita tidak boleh menyerah tidak boleh putus asa,” tegas Dedi.

Limbah ternak menjadi salah satu pilihan tim BPP Kepanjen, dengan didampingi oleh tenaga teknis Heru Sari Purnomo, SST, menjelaskan bahwa konsep pengolahan limbah harus didasari oleh prinsip menurunkan dampak negatif limbah sekaligus meningkatkan nilai tambah produk olahan limbah. 

Rombongan BPP Kepanjen mempelajari bagaimana menerapkan pengolahan limbah ternak melalui pengaplikasian biogas. Selama ini permasalahan di masyarakat bahwa untuk mengoperasikan biogas didapatkan beberapa kendala karena minimnya pengetahuan bagaimana mengoperasikan instalasi biogas dengan baik.

Beberapa kendala umum mengenai pengoperasian biogas diantaranya adalah unit biogas rusak serta tidak adanya gas bio yang diproduksi. Permasalahan ini dapat dipecahkan dengan terlebih dahulu memahami mekanisme serta prinsip kerja biogas, selanjutnya dilakukan perbaikan-perbaikan pada titik-titik yang diduga menjadi penyebab permasalahan tidak berfungsinya unit biogas dengan baik. 

Permasalahan lain yang dihadapi oleh masyarakat dalam pengolahan limbah diantaranya adalah pemanfaatan limbah pertanian / peternakan menjadi pupuk organik. Praktek yang umum di masyarakat terutama petani adalah menimbun limbah peternakan maupun sisa pertanian dengan tujuan dijadikan pupuk organik.

Metode ini menjadi tidak efektif dalam pembuatan pupuk organik apabila tidak memperhatikan beberapa aspek maupun kriteria penting yang dipersyaratkan. Diantaranya kondisi aerobisitas tumpukan, C/N ratio, pH serta kadar air bahan. Kriteria pupuk organik yang baik diantaranya mengandung hara makro dan mikro yang tidak kurang dari ketentuan, tidak mengandung logam berat, serta mengandung mikroba yang menguntungkan dalam kadar yang mencukupi.  

Diharapkan penyuluh dan kelompok tani memahami aspek maupun kriteria penting dalam pembuatan pupuk organik sehingga mampu melakukan proses produksi pupuk organik sesuai standar mutu yang ditetapkan oleh pemerintah.

Diharapkan melalui pengetahuan tentang pengolahan limbah ternak, maka aparat penyuluh pertanian serta kelompok tani dapat meningkatkan produksinya melalui pemanfaatan limbah pertanian peternakan menjadi pupuk organik serta memperoleh nilai tambah dengan memanfaatkan limbah  peternakan pertanian menjadi biogas.

Antusiasnya tim dari BPP Kepanjen, tergambar saat  diskusi yang dilakukan pada unit instalasi pemanfaatan limbah terjadi proses pembelajaran mengenai :

1. Pemanfaatan limbah pertanian dan peternakan sebagai biogas untuk bahan bakar alternative pemanasan DOC yang selama ini menggunakan elpiji, untuk memangkas biaya 1 siklus produksi ayam / unggas.

2. Memperkenalkan teknologi pengolahan telur asin dengan proses cepat ( 2-3 jam) untuk menghasilkan olahan telur asin yang selama ini siklus produksinya 15 hari.

Semoga kunjungan BPP Kepanjen Kab Malang  akan meningkatkan peran BBPP Batu dalam proses kemandirian petani dan peternak dalam mendukung program kedaulatan pangan menggapai lumbung pangan dunia.

Leave a Reply