Sukseskan Ketahanan Pangan Kementan RI Cetak Santri Milenial Pertanian

Kementan RI cetak santri milenial pertanian. Istilah tersebut sudah tak asing di kalangan muslim Indonesia. Mendengar kata Santri, yang terlintas di dalam benak kita pastinya seseorang yang mengenakan sarung, peci dan tinggal di pesantren.
- Jaga Produk Asal Hewan yang ASUH, Kementan Gelar Pelatihan Keurmaster
- Sarana dan Prasarana untuk Pengelolaan dan Pelaksanaan Ibadah Kurban yang Thayyiban dan Menyejahterakan Hewan Kurban
- Teliti dan Cermat Memilih dan Membeli Hewan Kurban
- Wujudkan Status Kesehatan Hewan yang Optimal, Kementan Gelar Pelatihan Paramedik Veteriner
- PASCA IDUL FITRI TETAP SEHAT DAN SEMANGAT
Santri juga sering digambarkan sebagai orang yang sangat dekat dengan ilmu agama. Santri memang sosok istimewa yang mencerminkan karakter seorang muslim, baik dalam akhlak maupun ilmu.
Dengan semakin berkurangnya jumlah petani, pesantren pesantren tempat kumpulnya para santri memiliki potensi untuk mengembangkan sistem pertanian terintegrasi sebagai upaya mendorong kemandirian di sektor pertanian.
Sebab hampir setiap pondok pesantren memiliki lahan yang luas sehingga sangat potensial untuk dikembangkan sebagai lahan pertanian, tentunya dengan melibatkan para santrinya dengan harapan santri nantinya setelah keluar dari pondok memiliki kemampuan dan syukur bisa menjadi job seeker dan job creator.

Kementerian Pertanian RI terus melakukan terobosan guna meningkatkan produksi berbagai komoditas pertanian melalui peningkatan minat tani generasi muda. Termasuk juga menggarap kalangan santri. Untuk ini Kementan RI telah meluncurkan program Santri Tani Milenial.
Menurut Menteri Pertanian Sahrul Yassin Limpo, Regenerasi pertanian dinilai penting lantaran kebutuhan pangan di masa depan akan semakin besar sejalan dengan laju pertumbuhan penduduk.
Sejalan dengan arahan itu Kepala Badan PPSDMP Prof. Dedi Nursyamsi, mengakui jumlah pekerja di sektor pertanian yang mayoritas diisi oleh para petani senior alias kolotnial, maka harus terus didongkrak dengan para petani muda santri milenial merupakan energi baru untuk pertanian kita sehingga kebutuhan pangan untuk 267 juta jiwa dapat terpenuhi.
Terkait dengan itu, Kepala Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Batu Dr. Wasis Sarjono, S.Pt, M.Si, pada saat bincang dengan pimpinan Pondok Pesantren Al Iklas Kiai Abdul Jalil mengatakan keberadaan pesantren menjadi sangat potensial untuk menciptakan regenerasi petani.
Dan tidak menutup kemungkinan untuk para santri karena mungkin tidak dapat meninggalkan pesantren, pola yang dilakukan BBPP Batu adalah melalui kegiatan Bintek.
Dalam bincang bincang itu, pimpinan pondok pesantren Al Ikhlas Kiai Abdul Jalil yang berlokasi di Kartoraharjo desa Sengguruh Kecamatan Kepanjen Malang mengawali pembicaraannya, bahagia itu bisa didapatkan dari halaman rumah sendiri.
“Kalau kita bisa mendapatkan ayam, telur, sayuran, buah2an, dan lain lain tanpa harus selalu membeli kepasar apalagi disaat seperti covid 19. Kita tinggal melangkah, mau masih pakai daster juga tidak ada masalah dan tidak perlu dandan segala, tidak perlu nunggu angkot, tidak perlu berdesakan di pasar kalau cuma mau nyambel. Pokoknya hemat dan membahagiakan,” kata dia.
Para santri meskipun belum terlalu banyak jumlahnya, disamping belajar ilmu agama juga ditanamkan untuk dapat mengurus dan memanfaatkan lahan. Aqua ponik 1.5 tahun sudah dikembangkan di pondok bahkan sejak Februari tahun 2020 sudah dibuat lebih besar.
Kementan RI menanamkan kecintaan terhadap sektor pertanian, harapannya pesantren bisa mendorong produktivitas pertanian dan menghasilkan banyak entrepreneur muda bidang pertanian ketika kembali ke masyarakat.