
Social Distancing akibat Pandemi Covid-19, mengubah sistem sosial yang sudah ada. Komunikasi antar petani sudah menggunakan media sosial.
- Pelaksana Harian (Plh) Subkel Keuangan Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu
- Pelaksana tetap (Plt) Subkel Keuangan Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu
- Mentan Amran Semangati Penyuluh Pertanian dan Petani Jawa Timur Pacu Produksi Padi dan Jagung
- Mentan Amran Semangati Penyuluh Pertanian dan Petani Jawa Timur Pacu Produksi Padi dan Jagung
- Mentan RI Ajak Penyuluh di Kalsel Bekerja Keras Wujudkan Kembali Swasembada
Hal tersebut sesuai dengan harapan Komando strategis Pembangunan Pertanian (Kostratani) yang menjadi program andalan Kementerian Pertanian yang digagas oleh (Mentan) Syahrul Yasin Limpo dengan tujuan pertanian lebih maju mandiri serta tehnik yang lebih modern. Dimana penggunaan teknologi apapun dalam kegiatan pertanian.
Hanung Krisdiantoro Ketua Kelompok tani Kertorarjo II di Desa Sidodadi dalam kegiatan pengendalian Walang Sangit (21/4), bersama Tim pendampingan Kostratani BBPP Batu Kementerian Pertanian mengatakan bahwa dalam situasi imbauan agar menghindari perkumpulan, dirinya dan anggota kelompoknya memanfaatkan media komunikasi yang ada.
“Kita komunikasi dengan WA,” kata Hanung. Selanjutnya Hanung mengaku bahwa dengan sosialisasi yang baik dari pihak terkait petani di kelompoknya sudah bekerja seperti biasanya. “Kami tidak melakukan pertemuan kelompok, komunikasi kita lakukan di sawah,” ujar Hanung.
Sejalan dengan Hanung, Rina Chaisar Penyuluh Kostratani Kecamatan Ngantang menyampaikan bahwa sejak pemerintah menghimbau untuk mengindari perkumpulan masyrakat kegiatan pertemuan kelompok sementara tidak dilaksanakan. “Sudah dua bulan kami tidak melakukan pertemuan kelompok tani,” ungkap Rina.
Selanjutnya mengenai kegiatan pengendalian walang sangit yang dilakukan Hanung menyampaikan hal tersebut sudah menjadi agenda rutin di kelompoknya.
“Tahun Kemarin Serangan Tikus kita kendalikan dengan Gropyokan,” kata Anung.
Ia menjelaskan pada musim tanam ke satu (MT 1) tahun 2020 di lahan didesanya mengalami kemunduran tanam hingga 2 Bulan. “Air tidak mencukupi, sehingga tanam tidak serempak,” jelas Anung.
Hal tersebut dikarenakan karena ada pergeseran musim, “Kemarau Tahun Panjang,” ungkap Anung.
Meskipun mengalami kemunduran tanam Hanung dan kelompoknya optimis serta mempunyai harapan besar untuk bisa panen.
Hal tersebut sejalan dengan anjuran Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Prof. Dr. Dedy Nursyamsi, MAgr., bahwa produksi bahan makanan pada masa pademi covid 19 tetap terus berjalan.
“Pertanian harus tetap berjalan, apapun yang terjadi,” kata Dedi dalam petikan jejak digitalnya.