Di Bawah Pantauan BBPP Batu, Petani Lamongan Tetap Panen Raya Padi


Di tengah merebaknya covid- 19, ketersediaan bahan pangan tetap dipenuhi. Salah satunya oleh BBPP Batu yang terus mengontrol hasil panen padi di wilayah Kabupaten Lamongan.
- BIOSEKURITI DAN POLA PEMELIHARAAN TERNAK SAPI POTONG DI SAAT WABAH PMK (PENYAKIT MULUT DAN KUKU)
- Budidaya Ternak ditengah Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada Ternak
- Kementan RI Tingkatkan SDM Pertanian Melalui Penumbuhan P4S Wilayah NTB
- Bentuk Dukungan pada Usaha Binaan, BRI Serahkan Mesin Pengolahan Keju Mozzarella
- BPPSDMP Gembleng Admin dan Koordinator BPP melalui Pelatihan Manajerial
Kondisi pertanian di kabupaten ini terus bergerak demi memenuhi kebutuhan pangan 267 penduduk Indonesia.
Kabupaten Lamongan merupakan salah satu wilayah supervisi Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu selain Kabupaten Malang, Kota Malang dan Kota Batu.
“Puji syukur alhamdullilah walaupun di tengah pandemi global Covid-19, petani Kabupaten Lamongan tetap panen raya,” ujar Dr. Wasis Sarjono, M.Si Kepala Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu.
Hal ini dipertegas oleh Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo dalam sambutannya melalui Video Conference, Jumat (3/4).

“Kementerian Pertanian dalam meningkatkan produksi pertanian khususnya komoditas padi merupakan niat mulia dan pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang tidak boleh tertunda apalagi terhenti,” ujarnya.
Sejalan hal itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Prof. Dr. Dedy Nursyamsi, M. Agr menginstruksikan kepada Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) lingkup BPPSDMP agar bisa menggerakkan penyuluh untuk terus mendampingi petani walaupun melalui media sosial dan sekali waktu untuk turun kelapangan.
Sementara itu Djohan Budiman SP.MMA, Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Tanaman Pangan dan Perkebunan Kabupaten Lamongan menjelaskan bahwa sasaran tanam padi periode Oktober – Maret sebesar 99.729 ha dan realisasi sampai tanggal 31 Maret sebesar 66.967 atau 67.14%.
“Target ini belum tercapai karena musim kemarau yang panjang dan ini menyebabkan musim penghujan ikut mundur dan ini berakibat mundurnya masa tanam. Tapi ini tetap menandakan bahwa di tengah wabah yang sedang menimpa kita, petani Lamongan tetap produktif artinya pertanian Indonesia tidak berhenti,” tutup Djohan. (*)
#PertanianTidakBerhenti
#PertanianCegahCovid19